Ku tak tahu harus kemana melangkah. arah seakan dipenuhi kabut hitam.
tak ada barang sedikit garis cahaya. semua hitam menutup mata.
Lalu aku terduduk lesu merenung dan bertanya "inikah hidupku?". hitam. tak ada cahaya. tak ada arah.
ya. aku memang orang yang berbaju dosa. dosa, dosa dan dosa yang selalu ku perbuat. tanpa tertarik sepetik cahayapun.
orang-orang berduyun menuju rumah-Nya. sedangkan aku selalu terpulas dalam mimpi.
orang-orang termenung mengingat-Nya. sedangkan aku sibuk oleh dunia.
pantas. pantas saja tak ada yang mau menuntunku.
pantas. pantas saja hati ini dibutakan dari cahaya ketaatan.
menetes air mataku. tamatlah diriku.
habislahlah aku.
Tidak.
Tidak.
Tidak.
Aku mulai meronta.
bukankah pintu maaf selalu terbuka untuk siapa saja?
bukankah cinta-Nya selalu ada untuk siapa saja?
Ar Rohiim-Mu memang hanya untuk hambamu yang taat sampai akhir. tapi Ar Rohmaan-Mu bukankah selalu ada untuk siapan saja?
Ya Allah. aku memang penuh dosa. tapi membuatku tersesat adalah bukan cara-Mu.
Ya Allah. aku memang selalu lupa. tapi membiarkanku dalam kegelapan juga bukan cara-Mu.
bawalah aku kedepan pintu maaf-Mu.
izinkan aku untuk mengenal cinta-Mu.
Ajari aku mencintaimu meski dengan beban dosa berlimpah.
Ajari aku mencintaimu meski dulu aku selalu lupa menghadap-Mu.
Ajari aku mencintaimu meski dulu aku tak hiraukan panggilan-Mu.
Ajari aku mencintai-Mu meski dulu aku selalu muak dengan perintah-Mu.
Ajari aku mencintai-Mu meski dulu aku tak mengenal kekasih-Mu.
Ajari aku mencintai-Mu. dengan cinta yang banyak hamba-hamba-Mu idamkan.
tak ada barang sedikit garis cahaya. semua hitam menutup mata.
Lalu aku terduduk lesu merenung dan bertanya "inikah hidupku?". hitam. tak ada cahaya. tak ada arah.
ya. aku memang orang yang berbaju dosa. dosa, dosa dan dosa yang selalu ku perbuat. tanpa tertarik sepetik cahayapun.
orang-orang berduyun menuju rumah-Nya. sedangkan aku selalu terpulas dalam mimpi.
orang-orang termenung mengingat-Nya. sedangkan aku sibuk oleh dunia.
pantas. pantas saja tak ada yang mau menuntunku.
pantas. pantas saja hati ini dibutakan dari cahaya ketaatan.
menetes air mataku. tamatlah diriku.
habislahlah aku.
Tidak.
Tidak.
Tidak.
Aku mulai meronta.
bukankah pintu maaf selalu terbuka untuk siapa saja?
bukankah cinta-Nya selalu ada untuk siapa saja?
Ar Rohiim-Mu memang hanya untuk hambamu yang taat sampai akhir. tapi Ar Rohmaan-Mu bukankah selalu ada untuk siapan saja?
Ya Allah. aku memang penuh dosa. tapi membuatku tersesat adalah bukan cara-Mu.
Ya Allah. aku memang selalu lupa. tapi membiarkanku dalam kegelapan juga bukan cara-Mu.
bawalah aku kedepan pintu maaf-Mu.
izinkan aku untuk mengenal cinta-Mu.
Ajari aku mencintaimu meski dengan beban dosa berlimpah.
Ajari aku mencintaimu meski dulu aku selalu lupa menghadap-Mu.
Ajari aku mencintaimu meski dulu aku tak hiraukan panggilan-Mu.
Ajari aku mencintai-Mu meski dulu aku selalu muak dengan perintah-Mu.
Ajari aku mencintai-Mu meski dulu aku tak mengenal kekasih-Mu.
Ajari aku mencintai-Mu. dengan cinta yang banyak hamba-hamba-Mu idamkan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar